Berat Badan dan Diet Mulai Besok

Kemarin, waktu jalan-jalan ke rumah Anya, adikku (sekarang dia udah nikah, jadi tinggal di rumah suami di Dalung). Di sana, ada timbangan digital, yang tingkat keakuratannya tinggi. Kita bisa tau sampai angka-angka di belakang koma. Nah, aku pun menimbang berat badan. Dan langsung shock.

90,03 kg.

Astaga.

Memang sih semenjak aku nikah, tahun 2018 lalu, berat badanku nambah terus. Tapi nggak nyangka bisa naik sebegitunya. Tinggal sepuluh kilo lagi untuk mencapai 100 kg, aku pun bakal mirip celeng.

Sejak kejadian itu, aku jadi pengin kembali ke jalan yang benar. Kembali berusaha meringankan tubuh. Minimal kayak dulu, 72 kg. Tapi, semua nggak semudah itu, Fulgoso.

Dengan serbuan makanan dan camilan yang enak-enak, harus punya tekad yang sangat kuat untuk menolak memindahkan semua godaan itu ke dalam perut. Kalau di negara-negara miskin, godaannya susah nyari makan. Di negara-negara berkembang, godaannya susah berhenti makan. Berat badan pun naik terus. Ditambah fenomena kurang gerak. Maka, perut pun semakin offside.

Yah, padahal diet itu simpel aja, dan kayaknya gampang. Jangan makan terlalu banyak (cukup dua kali sehari), jangan ngemil, banyak minum air, tidur cukup (8 jam), dan ingat olahraga (minimal lima kali seminggu). Seandainya bisa konsisten dan disiplin. Tapi... yah begitulah. Selalu bilang mau diet besok. Lalu akhirnya nggak pernah mulai, karena mulainya selalu besok.

Udah dulu ya, mau olahraga dulu.

Ada yang punya tips menurunkan berat badan? Bisa tulis di kolom komentar.

Komentar